RUMUSAN
KESETIAAN
Tetapi
Tuhan adalah setia, Ia akan menguatkan hatimu
Dan
memelihara kamu terhadap yang jahat 2
Tesalonika 3:3
Pendahuluan
Dalam
kehidupan kekristenan, kesetiaan merupakan pelajaran klasik bahkan tidak jarang
ada beberapa orang yang sudah bosan mendengarkannya, padahal dia sendiri sulit
untuk memenuhinya. Apa lagi kalau berbicara di antara kaum muda-mudi yang
identik dengan ketidakstabilan, kesetiaan hanya dianggap seperti isapan jempol
belaka. Di dalam gereja ketika pendeta berkhotbah tentang kesetiaan, banyak
kaum muda-mudi yang menganggukan kepala tanda mengerti, padahal yang menjadi
persoalan paling besar bukan saja bagaimana kita memahaminya di dalam gereja
namun bagaimana kita melakukannya di luar gereja.
Kesetiaan
seperti apa yang harus dimiliki oleh anak-anak Tuhan agar agar bisa bertahan
sampai Tuhan datang nntuk kedua kalinya ?
Ada Tujuh rumusan
kesetiaan untuk kita dapat memahami kesetiaan seperti apa yang akan membawa
kita setia sampai akhir.
Isi
1.
Kesetiaan tidak peduli apapun
keadaannya (Habakuk 3:17-18)
Mengikuti
rumusan kesetiaan seperti ini tentunya tidak semudah kita berkata “apapun
makanannya, minumnya teh botol Sosro, karena jika kita berbicara “apapun
keadaannya”, berarti kita harus siap untuk tetap setia dalam suka maupun duka,
dalam keberkatan maupun dalam masa-masa yang sulit, dalam damai tentram maupun
dalam tekanan yang berat, dalam kekuatan dan dalam kelemahan, dalam tangis dan
tawa, bahkan harus tetap setia dimana keadaan memaksa orang lain di sekitar
kita untuk tidak setia. Sekalipun terlihat sederhana, namun rumusan pertama ini
begitu luas dan mendasar, banyak orang berani berkata setia dalam keadaan yang
baik, senang, menguntungkan, damai, tentram, dan dalam kelimpahan berkat, tapi
bayangkan betapa sulitnya berkata setia, ketika seseorang sedang didera
berbagai masalah, bendapat tekanan yang berat oleh kebutuhan hidup, ketika
semua orang seperti tidak mau menolong. Ada baiknya kita mengarahkan pandangan
kita pada seorang abdi Allah dengan doanya diakhir tulisannya, sesudah
mengungkapkan keadaan dan kesulitan hidup yang begitu hebat, namun akhirnya
ditutup dengan sebuah ikrar teguh dihadapan Tuhan bahwa keadaan hidup itu
sedikitpun tidak berpengaruh pada kesetiaannya terhadap Allah dan dia akan
terus berria-ria di hadapan Allah yang menyelamatkannya. Adakah rumusan
kesetiaan ini kita miliki
2.
Kesetiaan tidak peduli seberat
apa perjuangan kita (1 Kor 9:26,27)
Layaknya
seorang pria muda yang berjuang dengan
keras untuk mempertahankan kesetiaan dan cintanya terhadap seorang gadis muda
sang pujaan hati, namun satu ketika musibah kecelakaan menimpa sang gadis yang
mengharuskan kedua kakinya diamputasi, perjuangan cinta sang pria muda itu
menjadi sangat berat bahkan jauh lebih berat dari yang pernah ia bayangkan sebelumnya,
hingga satu waktu sang pria pun menyerah pada keadaan, kesetiaan yang tadinya
dipertahankan kini hilang sudah. Inilah gambaran kekristenan ketika perjuangan
mempertahankan kesetiaan kepada Tuhan kita
Yesus Kristus menjadi jauh lebih berat dari yang pernah kita bayangkan.
Tapi tidak demikian untuk Paulus, seorang yang mengarahkan pandangannya hanya
kepada Tuhan sehingga ia tidak lagi memperhitungkan seberat apa perjuangan yang
harus ia jalani. Inilah gambaran rumusan kedua dari kesetiaan yang harus kita
hidupi.
3.
Kesetiaan tidak peduli berapa
lama kita harus menunggu (Mat 25:5)
Menunggu
adalah salah satu hal yang paling dibenci banyak orang, jarang sekali orang
yang menunggu dengan tidak bersungut sungut setelah 4 atau 5 jam berlalu,
bahkan yang ditunggu adalah kekasihnya sekalipun, paling tidak ada sedikit
persungutan. Barangkali kita perlu belajar dari cerita Haciko, seekor anjing
yang lebih dari 9 yahun menunggu tuannya keluar dari pintu stasiun dimana ia
biasa menunggu tuannya dengan setia, tuannya tak kunjung datang karena tuannya
telah meninggal ditempat kerjanya tanpa diketahui sang anjing, namun anjing itu
tetap menunggu di depan stasiun kereta api itu sampai ajal menjemputnya, memang
menunggu menjadi jauh lebih berat ketika kita tidah tau kapan pastinya yang
kita tunggui akan datang, namun adakah kita memiliki kesetiaan yang tidak
mempedulikan berapa lama kita harus menunggu? Ataukah kita seperti 5 gadis yang
bodoh yang menjadi ngantuk dan tertidur dimasa penantian kita?
4.
Kesetiaan tidak peduli apapun
yang dunia tawarkan (Yak 4:4, Mat 4:8-9)
Dunia
dewasa ini menawarkan berbagai kenikmatan yang menaarik hati manusia bahkan
orang percaya untuk melekat pada dunia, bahkan diantaranya merasa tidak dapat
hidup tanpa fasilitas dan kemudahan serta kenikmatan yang dunia, kecenderungan
ini membuat manusia menjadi tergantung pada dunia, dan akhirnya demi
mendapatkan itu semua manusia bahkan orang percaya rela meninggalkan
kesetiaannya kepada Tuhan dan kebenarannya, sedangkan Alkitab dengan tegas
meajarkan bahwa persekutuan dengan dunia adalah persetaruan dengan Allah.
Disinilah kesetiaan manusia mulai keras diuji, apakah apakah manusia akan
mempertahankan kesetiaannya atau terpaksa meninggalkan Allah karena tergiur
dengan yang dunia tawarkan, disinilah kita buktikan setinggi apa nilai
kesetiaan kita, apakah kesetiaan kita hanyalah kesetiaan murahan, yang dapat
ditukar dengan keindahan yang dunia tawarkan ataukah kesetiaan kita terlampau
mahal bahkan dunia dengan segala kemegahannya tidak dapat menandingi harganya.
5.
Kesetiaan tidak peduli ditolong
atau tidak (Daniel 3:17-18)
Manusia
mana yang tidak butuh pertolongan Tuhan, semua manusia pastilah sangat
membutuhkan pertolongan Tuhan, bahkan banyak diantara orang percaya yang
menjadi percaya karena ditolong oleh Tuhan, namun persoalan disini ialah
terkadang pikiran manusia berbeda dengan pikiran Tuhan, kadang kita meminta
Tuhan menolong dengan cara A, namun Tuhan menolong dengan cara B. padahal cara
Blah yang terbaik, namun kita menganggap Tuhan tidak menolong, coba kita
perhatikan cerita tentang 3 orang anak muda yang hendak dibuang ke perapian
yang menyalanyala karena tidak mau menyembah patung Nebukatnezar, tentulah yang
mereka harapkan Allah melepaskan mereka sebelum mereka dibuang ke perapian,
namun Allah malah menolong mereka ketika mereka sudah dibuang ke dalam
perapian, tapi hal itu tidak mereka persoalkan kasena mereka sudah bertekat
meski seandainya Allah tidak menolong mereka mereka tidak akan berugah setia
dari Allah dan menyembah patung raja itu
6.
Kesetiaan tidak peduli walau
dunia membenci kita (Yoh 15:18-19)
Alkitab
berkata Dunia yang kita tinggali ini membenci kita karena kita menjadi milik
kristus, artinya dunia tidak akan berhenti membenci kita melepaskan kesetiaan
kita kepada kristus, disinilah kesetiaan mulai menghadapi tantangan yang berat,
karena demi mempertahankan kesetiaan kepada Kristus, kita harus rela menjadi
orang-orang yang dibenci oleh dunia, mungkin ketika belum ada tekanan, hal ini
tidak terasa, namun satu kali kelak orang kristen akan menghadapi masa yang
sangat sulit dimana seluruh dunia membenci kita, disitulah kesetiaan kita
dipertaruhkan, dan disitu pula dibuktikan apakah kesetiaan kita akan bertahan
melewati masa-masa sulit. Di sini pula tingkat kesetiaan makin meninggi,
bayangkan dua sejoli yang begitu kuat dan gigih mempertahankan cinta mereka, di
tengah orang tua yang tidak meyetujui hubungan mereka dan berusaha memisahkan
mereka, namun kesetiaan cinta mereka benar-benar teruji, dan akhirnya orang tua
mereka pun akhirnya meyetujui hubungan mereka, seperti itulah orang percaya
harus menunjukkan pada dunia betapa besar kesetiaan kita kepada Tuhan, bahkan
tidah akan surut meski dunian terus membenci dan menekan kita.
7.
Kesetiaan tidak peduli walau
nyawa taruhannya (Fil 2:8)
Rumusan yang terakir
ini adalah yang rasanya paling sulit untuk diterima dalam kehidupan manusia
bahkan kita orang percaya sekalipun, manusia begitu mencintai nyawanya, apapun
akan ia tukarkan untuk menyelamatkan nyawanya, memang tidak bisa kita pungkiri
bahwa ada orang yang mau menyia-nyiakan
nyawanya, namun dalam normalitas manusiawi, nyawa adalah yang terpenting dalam
hidup, namun rumusan kesetiaan ini harus kita capai, dimana kesetiaan yang kita
miliki terhadap Tuhan sampai pada titik tidak peduli walau nyawa taruhannya,
mungkin ini terasa ringan ketika diucapkan, namun ini baru terasa sangat berat
ketika harus benar benar mempertahankan Kristus dengan nyawa kita di tengah
orang orang yang ingin melepaskan kita dari kristus, perjuangan kesetiaan ini
baru terasa berat ketika kita di perhadapkan dengan pilihan “melepaskan Kristus
atau Mati” saat itulah kita harus ingat pada Yesus yang tidak pernah
menyayangkan nyawanya karna kasih setiaNya kepada kita
Penutup
Kesetiaan memang hal yang sangat
mudah dan sering didengar dan diucapkan, namun sulit sekali ketika itu dimaknai
dengan sungguh-sungguh, kesetiaan yang tidak berdasar pada rumusan-rumusan
diatas, mungkin akan menjadi kesetiaan yang mudah terombang-ambing, namun
ketika rumusan-rumusan itu kita maknai dengan benar, dan kita hidupi dengan
sungguh-sungguh, kesetiaan kita akan menjadi
seperti emas yang kian murni ketika terus melewati ujian dan tantangan,
kesetiaan kita juga akan menjadi seperti lilin yang akan terus menyala sampai
akhir hidup kita, oleh sebab itu mari kita miliki rumusan-rumusan kesetiaan ini
dan tetap setia hingga Tuhan datang menjemput kita. … AMIN……..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar