Kamis, 02 Maret 2017

RUMUSAN KESETIAAN



RUMUSAN KESETIAAN
Tetapi Tuhan adalah setia, Ia akan menguatkan hatimu
Dan memelihara kamu terhadap yang jahat 2 Tesalonika 3:3

Pendahuluan
            Dalam kehidupan kekristenan, kesetiaan merupakan pelajaran klasik bahkan tidak jarang ada beberapa orang yang sudah bosan mendengarkannya, padahal dia sendiri sulit untuk memenuhinya. Apa lagi kalau berbicara di antara kaum muda-mudi yang identik dengan ketidakstabilan, kesetiaan hanya dianggap seperti isapan jempol belaka. Di dalam gereja ketika pendeta berkhotbah tentang kesetiaan, banyak kaum muda-mudi yang menganggukan kepala tanda mengerti, padahal yang menjadi persoalan paling besar bukan saja bagaimana kita memahaminya di dalam gereja namun bagaimana kita melakukannya di luar gereja.
Kesetiaan seperti apa yang harus dimiliki oleh anak-anak Tuhan agar agar bisa bertahan sampai Tuhan datang nntuk kedua kalinya ?
Ada Tujuh rumusan kesetiaan untuk kita dapat memahami kesetiaan seperti apa yang akan membawa kita setia sampai akhir.
Isi
1.      Kesetiaan tidak peduli apapun keadaannya (Habakuk 3:17-18)
Mengikuti rumusan kesetiaan seperti ini tentunya tidak semudah kita berkata “apapun makanannya, minumnya teh botol Sosro, karena jika kita berbicara “apapun keadaannya”, berarti kita harus siap untuk tetap setia dalam suka maupun duka, dalam keberkatan maupun dalam masa-masa yang sulit, dalam damai tentram maupun dalam tekanan yang berat, dalam kekuatan dan dalam kelemahan, dalam tangis dan tawa, bahkan harus tetap setia dimana keadaan memaksa orang lain di sekitar kita untuk tidak setia. Sekalipun terlihat sederhana, namun rumusan pertama ini begitu luas dan mendasar, banyak orang berani berkata setia dalam keadaan yang baik, senang, menguntungkan, damai, tentram, dan dalam kelimpahan berkat, tapi bayangkan betapa sulitnya berkata setia, ketika seseorang sedang didera berbagai masalah, bendapat tekanan yang berat oleh kebutuhan hidup, ketika semua orang seperti tidak mau menolong. Ada baiknya kita mengarahkan pandangan kita pada seorang abdi Allah dengan doanya diakhir tulisannya, sesudah mengungkapkan keadaan dan kesulitan hidup yang begitu hebat, namun akhirnya ditutup dengan sebuah ikrar teguh dihadapan Tuhan bahwa keadaan hidup itu sedikitpun tidak berpengaruh pada kesetiaannya terhadap Allah dan dia akan terus berria-ria di hadapan Allah yang menyelamatkannya. Adakah rumusan kesetiaan ini kita miliki
2.      Kesetiaan tidak peduli seberat apa perjuangan kita (1 Kor 9:26,27)
Layaknya seorang pria muda yang berjuang dengan keras untuk mempertahankan kesetiaan dan cintanya terhadap seorang gadis muda sang pujaan hati, namun satu ketika musibah kecelakaan menimpa sang gadis yang mengharuskan kedua kakinya diamputasi, perjuangan cinta sang pria muda itu menjadi sangat berat bahkan jauh lebih berat dari yang pernah ia bayangkan sebelumnya, hingga satu waktu sang pria pun menyerah pada keadaan, kesetiaan yang tadinya dipertahankan kini hilang sudah. Inilah gambaran kekristenan ketika perjuangan mempertahankan kesetiaan kepada Tuhan kita  Yesus Kristus menjadi jauh lebih berat dari yang pernah kita bayangkan. Tapi tidak demikian untuk Paulus, seorang yang mengarahkan pandangannya hanya kepada Tuhan sehingga ia tidak lagi memperhitungkan seberat apa perjuangan yang harus ia jalani. Inilah gambaran rumusan kedua dari kesetiaan yang harus kita hidupi.
3.      Kesetiaan tidak peduli berapa lama kita harus menunggu (Mat 25:5)
Menunggu adalah salah satu hal yang paling dibenci banyak orang, jarang sekali orang yang menunggu dengan tidak bersungut sungut setelah 4 atau 5 jam berlalu, bahkan yang ditunggu adalah kekasihnya sekalipun, paling tidak ada sedikit persungutan. Barangkali kita perlu belajar dari cerita Haciko, seekor anjing yang lebih dari 9 yahun menunggu tuannya keluar dari pintu stasiun dimana ia biasa menunggu tuannya dengan setia, tuannya tak kunjung datang karena tuannya telah meninggal ditempat kerjanya tanpa diketahui sang anjing, namun anjing itu tetap menunggu di depan stasiun kereta api itu sampai ajal menjemputnya, memang menunggu menjadi jauh lebih berat ketika kita tidah tau kapan pastinya yang kita tunggui akan datang, namun adakah kita memiliki kesetiaan yang tidak mempedulikan berapa lama kita harus menunggu? Ataukah kita seperti 5 gadis yang bodoh yang menjadi ngantuk dan tertidur dimasa penantian kita?
4.      Kesetiaan tidak peduli apapun yang dunia tawarkan (Yak 4:4, Mat 4:8-9)
Dunia dewasa ini menawarkan berbagai kenikmatan yang menaarik hati manusia bahkan orang percaya untuk melekat pada dunia, bahkan diantaranya merasa tidak dapat hidup tanpa fasilitas dan kemudahan serta kenikmatan yang dunia, kecenderungan ini membuat manusia menjadi tergantung pada dunia, dan akhirnya demi mendapatkan itu semua manusia bahkan orang percaya rela meninggalkan kesetiaannya kepada Tuhan dan kebenarannya, sedangkan Alkitab dengan tegas meajarkan bahwa persekutuan dengan dunia adalah persetaruan dengan Allah. Disinilah kesetiaan manusia mulai keras diuji, apakah apakah manusia akan mempertahankan kesetiaannya atau terpaksa meninggalkan Allah karena tergiur dengan yang dunia tawarkan, disinilah kita buktikan setinggi apa nilai kesetiaan kita, apakah kesetiaan kita hanyalah kesetiaan murahan, yang dapat ditukar dengan keindahan yang dunia tawarkan ataukah kesetiaan kita terlampau mahal bahkan dunia dengan segala kemegahannya tidak dapat menandingi harganya.
5.      Kesetiaan tidak peduli ditolong atau tidak (Daniel 3:17-18)
Manusia mana yang tidak butuh pertolongan Tuhan, semua manusia pastilah sangat membutuhkan pertolongan Tuhan, bahkan banyak diantara orang percaya yang menjadi percaya karena ditolong oleh Tuhan, namun persoalan disini ialah terkadang pikiran manusia berbeda dengan pikiran Tuhan, kadang kita meminta Tuhan menolong dengan cara A, namun Tuhan menolong dengan cara B. padahal cara Blah yang terbaik, namun kita menganggap Tuhan tidak menolong, coba kita perhatikan cerita tentang 3 orang anak muda yang hendak dibuang ke perapian yang menyalanyala karena tidak mau menyembah patung Nebukatnezar, tentulah yang mereka harapkan Allah melepaskan mereka sebelum mereka dibuang ke perapian, namun Allah malah menolong mereka ketika mereka sudah dibuang ke dalam perapian, tapi hal itu tidak mereka persoalkan kasena mereka sudah bertekat meski seandainya Allah tidak menolong mereka mereka tidak akan berugah setia dari Allah dan menyembah  patung raja itu
6.      Kesetiaan tidak peduli walau dunia membenci kita (Yoh 15:18-19)
Alkitab berkata Dunia yang kita tinggali ini membenci kita karena kita menjadi milik kristus, artinya dunia tidak akan berhenti membenci kita melepaskan kesetiaan kita kepada kristus, disinilah kesetiaan mulai menghadapi tantangan yang berat, karena demi mempertahankan kesetiaan kepada Kristus, kita harus rela menjadi orang-orang yang dibenci oleh dunia, mungkin ketika belum ada tekanan, hal ini tidak terasa, namun satu kali kelak orang kristen akan menghadapi masa yang sangat sulit dimana seluruh dunia membenci kita, disitulah kesetiaan kita dipertaruhkan, dan disitu pula dibuktikan apakah kesetiaan kita akan bertahan melewati masa-masa sulit. Di sini pula tingkat kesetiaan makin meninggi, bayangkan dua sejoli yang begitu kuat dan gigih mempertahankan cinta mereka, di tengah orang tua yang tidak meyetujui hubungan mereka dan berusaha memisahkan mereka, namun kesetiaan cinta mereka benar-benar teruji, dan akhirnya orang tua mereka pun akhirnya meyetujui hubungan mereka, seperti itulah orang percaya harus menunjukkan pada dunia betapa besar kesetiaan kita kepada Tuhan, bahkan tidah akan surut meski dunian terus membenci dan menekan kita.
7.      Kesetiaan tidak peduli walau nyawa taruhannya (Fil 2:8)
Rumusan yang terakir ini adalah yang rasanya paling sulit untuk diterima dalam kehidupan manusia bahkan kita orang percaya sekalipun, manusia begitu mencintai nyawanya, apapun akan ia tukarkan untuk menyelamatkan nyawanya, memang tidak bisa kita pungkiri bahwa ada orang yang mau menyia-nyiakan nyawanya, namun dalam normalitas manusiawi, nyawa adalah yang terpenting dalam hidup, namun rumusan kesetiaan ini harus kita capai, dimana kesetiaan yang kita miliki terhadap Tuhan sampai pada titik tidak peduli walau nyawa taruhannya, mungkin ini terasa ringan ketika diucapkan, namun ini baru terasa sangat berat ketika harus benar benar mempertahankan Kristus dengan nyawa kita di tengah orang orang yang ingin melepaskan kita dari kristus, perjuangan kesetiaan ini baru terasa berat ketika kita di perhadapkan dengan pilihan “melepaskan Kristus atau Mati” saat itulah kita harus ingat pada Yesus yang tidak pernah menyayangkan nyawanya karna kasih setiaNya kepada kita
Penutup
            Kesetiaan memang hal yang sangat mudah dan sering didengar dan diucapkan, namun sulit sekali ketika itu dimaknai dengan sungguh-sungguh, kesetiaan yang tidak berdasar pada rumusan-rumusan diatas, mungkin akan menjadi kesetiaan yang mudah terombang-ambing, namun ketika rumusan-rumusan itu kita maknai dengan benar, dan kita hidupi dengan sungguh-sungguh, kesetiaan kita akan menjadi seperti emas yang kian murni ketika terus melewati ujian dan tantangan, kesetiaan kita juga akan menjadi seperti lilin yang akan terus menyala sampai akhir hidup kita, oleh sebab itu mari kita miliki rumusan-rumusan kesetiaan ini dan tetap setia hingga Tuhan datang menjemput kita. …     AMIN……..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A L L A H

A L L A H MODUL DIKLAT PEJABAT   TUJUAN PENGAJARAN •       Peserta DIKLAT mampu menjelaskan konsep dan keberadaan Allah...