Rabu, 29 Maret 2017

KEKUDUSAN



KEKUDUSAN
MODUL DIKLAT PEJABAT
 


      TUJUAN PENGAJARAN
      Peserta DIKLAT memahami arti dari kekudusan
      Peserta DIKLAT memahami kekudusan sebagai bagian dari keselamatan
      Peserta DIKLAT memahami penolong dalam kekudusan
      Peserta DIKLAT memahami berbagai aspek kekudusan

      PEMAHAMAN DASAR
PENGAKUAN IMAN GBI: “Penyucian hidup adalah buah kelahiran baru karena percaya dalam darah Yesus Kristus, yang dikerjakan oleh kuasa Firman Allah dan Roh Kudus. Karena kesucian itu asas dan prinsip hidup umat Kristen “.

         Dalam sesi ini akan dibahas:
A.     Arti Kekudusan/Kesucian
B.      Kekudusan termasuk Bagian Keselamatan
C.      Penolong atau Sarana dalam Proses Kekudusan
D.     Beberapa Aspek Kekudusan

      A. ARTI KEKUDUSAN
         Dalam Perjanjian Lama, kata kudus diterjemahkan dari akar kata Ibrani Qadas yang berarti dipisahkan untuk keperluan khusus atau tujuan khusus yang berkaitan dengan rencana Tuhan (Im 20:26), misalnya:
1.   Semua anak sulung dipisahkan untuk melayani Tuhan sebelum dipilih suku Lewi (Kel 13:2)
2.   Harun dan anaknya untuk pelayanan imamat (Kel 28:41)
3.   Tabernakel dan alat-alatnya (Kel 30:29; Im 8:10)

         Dalam bahasa Yunani Perjanjian Baru, kata kekudusan diambil dari kata HAGIASMOS, yang artinya terpisah dari yang duniawi, dari yang tercemar
         Menurut William Barclay, Roma 6:22 kalimat yang mengatakan “membawa kamu pada pengudusan (HAGIASMOS).” “ASMOS” dinyatakan bukan dalam bentuk selesai. Jadi menunjukan suatu proses menuju kesucian untuk mencapai artikulasi karakter kudus setelah mendapat status dinyatakan kudus dalam Kristus adalah merupakan proses yang terus menerus.
         Pengudusan merupakan akibat dan kelanjutan dari lahir baru, hanya bedanya kelahiaran baru diterima pada saat orang bertobat dan menerima Yesus, pengalaman yang segera terjadi saat itu (A Single Crisis Experience), sementara pengudusan adalah pergumulan sehari-hari bagaimana kita memberi kesediaan agar Allah memerintah hidup kita, untuk menggantikan dosa yang dahulu memerintah kita

      B. KEKUDUSAN TERMASUK BAGIAN KESELAMATAN
         Untuk menjelaskan uraian hubungan keselamatan dengan kekudusan, kita bisa mengikuti diagram di bawah ini


         Garis horizontal di atas (1-4-5) menggambarkan posisi Allah yang kudus dan benar namun penuh kasih
         Garis horizontal di bawah (2-3-6) adalah posisi manusia setelah jatuh diperhamba dosa dan kebinasaan
         Garis vertikal (1-2) menggambarkan peristiwa sesaat ketika manusia melanggar perintah Tuhan, maka buah yang dilarang, diusir dari Taman Eden dan kehilangan kemuliaan Allah, dan karena pelanggaran satu orang, semua orang telah jatuh dalam kuasa maut (Rom 3:23; 5:15b)
         Garis diagonal (1-3) menggambarkan gerak degradasi (kemerosotan) martabat dan moral manusia yang semakin menurun seturut dengan perjalanan sejarah kehidupan
         Garis veritkal (3-4) menggambarkan peristiwa pada saat manusia bertobat menerima dengan iman karya keselamatan Yesus pada saat itu ia mendapat status dibenarkan, dikuduskan dlam Kristus, diberikan kuasa menjadi anak Allah dan diberi hak (mendapat akses) menghampiri Allah. Ini baru awal pengalaman keselamatan.
         Garis diagonal (3-5) menggambarkan proses keselamatan dan pertumbuhan setelah mendapat status (dinyatakan) kudus-justification, harus mengaktualisasi karakter kudus dalam hidup sehari-hari (proses sanctification) Band Rom 8:29
         Dan klimaksnya pada saat Yesus datang kembali digambarkan garis vertikal (5-6) pada sekejab mata sesaat kita kan diubah menjadi seperti Yesus (I Yoh 3:2, ; 1 Kor 15:52; Ibr 9:28). Bagi yang menang sampai akhir akan mewarisi kemuliaan bersama Yesus, tahta Yesus akan menjadi tahta kita (Why 3:21)

      C. PENOLONG ATAU SARANA DALAM PROSES KEKUDUSAN
1.     Firman Tuhan
     Karya Firman Tuhan yang membantu proses pengudusan hidup diuraikan dalam 2 Tim 3:16-17
     Segala tulisan yang diilhamkan   Allah  memang bermanfaat untuk mengajar,  untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”
  2.         Roh Kudus
      Sebenarnya Roh Kudus dan Firman, dua hal yang tidka dapat dipisahkan, Roh Tuhan bekerja lewat FirmanNya dengan memberi pencerahan ke dalam hati sehingga impartasi kebenaran Firman Tuhan memampukan kit aberjalan dalam kekudusan. Pengudusan adalah hasil karya Roh yang sudah ada di dalam kita dan bekerja sama dengan kerelaan atau kekemerdekaan kita untuk taat dna kesediaan agar Roh memerintah kita (Rom 8:9; 7:6; 2 Kor 3:17)
      Dalam Galatia pasal 5 menjelaskan tentang adanya pergumulan atau pertentangan antara daging (sifat mansuia lama yang berdosa) dengan Roh, namun  selama orang percaya mau memberi dirinya untuk dipimpin Roh, ia tidak akan dikalahkan oleh godaan-godaan dan dengan demikian akan mencapai tujuan keselamatan (kemerdekaan) yaitu untuk melayani sesama dengan penuh kasih (Gal 5:13)

      D. BEBERAPA ASPEK KEKUDUSAN
1.  Kekudusan karena tujuan panggilan (pilihan)
Di dalam Kristus kita dikuduskan, dipisahkan dari dunia untuk satu tujuan (Kis 9:13; Rom 8:27; 1 Kor 1:2: 6:1). Orang-orang percaya memiliki tugas moral, yaitu mengaktualisasi karakter kudus. “Dan yang dipanggil menjadi ornag-orang kudus” (I Kor 1:2)
            2. Pengalaman Batiniah
         Alkitab juga menjelaskan bahwa kekudusan lebih dari status atau posisi baru manusia di hadpaan Allah tetapi juga meliputi sesuatu yang terjadi di dalam hati, yaitu Tuhan mulai mengimpartasikan kekudusan Kristus di dalam hati orang percaya dimulai dengan kelahiran baru
         Aktualisasi kekudusan yang dimulai dari kelahiran baru menyatukand iri dengan kematian dan kebangkitan Yesus (rom 6:1-23). Mati dari hidup (manusia) yang lama dan bangkit dalam manusia baru. Orang percaya yang memiliki komitmen untuk taat kepada Yesus adlah bukti bahwa ia telah memiliki proses pengudusan di dalam hati.
            3. Karya Allah
         Firman Tuhan menjelaskan bahwa kekudusan adalah karya Allah. “semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya...” (1 Tes 5:23)
         Doa Yesus kepada Bapa supaya mereka dikuduskan dalam kebenaran (Yoh 17:17). Bapa bersama Yesus Kristus terlibat dalam pengudusan, namun Alkitab banyak menjelaskan bahwa peranan pengudusan dilakukan melalui Roh Kudus (1 Pet 1:2). Roh Kudus tidak hanya memulai dan kemudian membiarkan kita berjalan sendiri. Rasul Paulus mengatakan: “hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging” (Gal 5:16)
         Jadi. Tuhan mengubahkan kita melalui persekutuan yang terus menerus dengan Tuhan dalam Roh Kudus sampai kita menjadi serupa dengan Kristus  (2 Kor 3:18) dan mengeluarkan roh (Gal 5:22) sebagai bukti perubahan hati kita
            4. Orang percaya harus mengerjakan bagiannya
         Kekudusan adalah karya Allah dan juga upaya manusia. Pekerjaan Roh dalam pengudusan adalah hal yang sangat penting, namun tanpa respon orang percaya yang berupa upaya mengaktualisasi dalam rekalita hidup sehari-hari, maka pengudusan gereja tidak dapat terwujud
         Kita tidak bisa fasif dan membiarkan Roh Kudus mengerjakan semuanya karena proses pengudusan tidak memposisikan kita sebagai robot yang disetelh hanya bisa berbuat baik dan tidak bisa berbuat salah atau jahat (band Kel 31:31; Bil 11:18; Fil 2:12; Ibr 12:14)
         Untuk mencapai proses itu ada 2 hal yang harus di aktualisasi dalam pengalaman proses pengudusan
a.   Hal-hal yang harus ditinggalkan (dibuang, dimatikan) - sisi negatif
Walaupun dalam Kristus kita sudah lahir baru, bukan berarti manusia lama (daging, sarx-Gerika) sudah mati, masih ada. Rasul Paulus dalam 2 Kor 10:3 berkata: Memang kami masih hidup di dunia (gerika sarx, daging, manusia lama), tetapi kami tidak berjuang secara duniawi (sarx).
Itulah sebabnya ornag percaya terpanggil untuk mematikan daging, manusia lama dengan kuasa Roh (Rom 8:13; Gal 5:16-21) juga untuk menanggalkan tabiat manusia lama (Ef 4:22; Kol 3:5-9)
                        b.   Hal-hal yang harus dikenakan – sisi positif
Hidup untuk kebenaran berarti diserahkan (diabdikan) untuk kekudusan. Sisi positif ini adalah memelihara kesetiaan kepada Tuhan dan hidup yang membuahkan karakter Kristus. Gaya hidup ini harus ditopang oleh hati yang penuh komitmen dan kehausan akan kebenaran. Yesus mengatakan: berbahagialah orang yang lapar dan harus akan kebenaran (mat 5:6; 6:33)

            Bagaimana supaya hal tersebut terlaksana, perhatikan beberapa saran di bawah ini:
1.      Hidup penuh dengan Roh Kudus (ef 5:18, Rom 8:14)
2.      Tunduk pada disiplin Allah (Ibr 12:5-11)
3.      Pelihara persekutuan dengan Tuhan (Yoh 15:4)
4.      Pelihara persekutuan dengan sesama orang percaya (Ef 4:15-16)
5.      Tingkatkan penyerahan di dalam kehidupan doa (Mat 6:5-15; Kol 4:2)
6.      Tingkatkan penyerahan dan dispilin diri (Luk 9:23; 2 Tim 2:3-6)

TERIMA KASIH
TUHAN YESUS MEMBERKATI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A L L A H

A L L A H MODUL DIKLAT PEJABAT   TUJUAN PENGAJARAN •       Peserta DIKLAT mampu menjelaskan konsep dan keberadaan Allah...