PERSAUDARAAN
DALAM KRISTUS
Filemon 1-21
Pendahuluan
Surat Paulus kepada Filemon
merupakan sebuat surat pribadi, yang memiliki makna teologis dan nilai
penggembalaan yang sangat dalam, sekalipun surat ini pendek. Surat ini
memberikan suatu contoh praktis cara menerapkan kehidupan iman Kristen dalam
kehidupan sehari-hari terutama dalam penyelesaian suatu masalah pribadi. Selain
itu surat ini memberikan kerangka pemikiran Kristiani dalam isu ras, dan status
sosial dalam masyarakat, serta bagaimana memandang sesama sebagai saudara dalam
Kristus.
Isi
Tema
sederhana yang dipaparkan di atas,
merupakan sebuah isu penting yang harus diperhatikan dalam kehidupan
kekristenan, sebab kalau kita tidak memahami persaudaraan yang sebenarnya di
dalam Kristus maka kita akan kehilangan inti dari persekutuan yang
sesungguhnya. Sebab Tuhan memanggil kita untuk ada dalam sebuah persekutuan dan
persekutuan itu diwujudkan dalam sebuah hubungan saudara yang harmonis dalam
Kristus. Hubungan saudara ini tidak berbicara tentang hubungan saudara
sedaging, tetapi hubungan saudara yang didasarkan pada kasih yang telah
mempersatukan kita dalam panggilan Kristus.
Ada 3
tanda persaudaraan dalam Kristus yang dapat kita pelajari dari surat Filemon sebagai
tuntunan untuk persaudaraan yang sesungguhnya
1.
Persuadaraan
dalam Kristus ditandai dengan adanya
sikap saling mendoakan (ayat 4)
Paulus mengajarkan sebuah tindakkan
yang luar biasa dalam sikapnya yang selalu mendoakan saudara2nya seiman dalam
Kristus. Di dalam doa ada ucapan syukur atas sebuah persekutuan indah yang
telah dibangun. Persekutuan tersebut nyata Paulus lewat kata-kata paulus:aku
berdoa, aku mengingat, aku mendengar tentang kasihmu dan tentang imanmu.
Kata-kata tersebut mengandung sebuah hubungan yang erat. Di dalam doalah kita
dapat mempererat hubungan antara kita dengan Tuhan dan juga dengan sesama
kita.
2.
Persaudaraan
dalam Kristus ditandai dengan Kasih
(ayat 7 & 9)
Kasih merupakan cirikhas yang
paling utama di dalam kehidupan kekristenan. Kasih sebagai tanda bahwa kita
menuruti firman Tuhan. Rasul Paulus seringkali digambarkan sebagai seorang yang
bersifat keras dan kurang toleran. Tetapi dalam surat Filemon dengan jelas
melukiskan seorang Paulus yang penuh dengan belas kasihan. Selain itu dalan
surat ini nyata pula kepekaan terhadap masalah penggembalaan dan kehebatan
Paulus dalam hal menasihati yang harus diteladani oleh semua orang orang
Kristen. Paulus mampu menempatkan dirinya pada kedua belah pihak, sehingga
dengan demikian ia menjadi seorang penengah yang sangat efektif. Paulus tidak
menggunakan gaya psikologis murahan, tetapi sungguh ia menjemput Filemon dalam
sebuah kasih dan persahabatan yang mendalam. Paulus memandang pribadi yang
dilayani semua sama dihadapan Tuhan, tanpa mengurangi wibawa Firman Tuhan.
Dengan demikian kewibawaan terletak pada Firman Tuhan, bukan pada wibawa si
pelayan.
Sebelum Paulus mengajukan sebuah
permintaan kepada Filemon mengenai Onesimus, Paulus langsung menyinggung pada
ciri utama kehidupan kekristenan yaitu: Kasih. Kasih yang didalamnya Filemon
telah diselamatkan. Kasih yang di dalamnya Filemon hidup. Hal itulah yang telah
memberikan kegembiraan dan kekuatan bagi Paulus bahwa apa yang akan dimintanya
mengenai Onesimus pasti akan dilakukan oleh Filemon. Kegembiraan terbesar dari
seorang hamba Tuhan adalah ketika ia melihat jemaat yang dilayaninya hidup
dalam kasih. Filemon telah melakukan itu, nyata dalam perkataan Paulus dalam
ayat 5 dan 7. Kasih ditandai dengan adanya penghiburan, Filemon banyak berbuat
kasih menolong orang-orang yang kekurangan dalam jemaat. Selain itu kasih di
tandai dengan Saling menerima satu sama lain tanpa memandang status sosial
(ayat 15).
Di abad pertama Masehi perbudakan
merupakan hal yang sangat biasa dan diterima oleh masyrakat. Tidak ada suatu
usaha yang nyata untuk menghapuskan system perbudakan dalam masyarakat
tersebut. Mengingat jumlah orang Kristen pada waktu itu kecil, sehingga adalah
hal yang mustahil untuk dapat merombak perbudakan di kekaisaran Romawi yang
demikian luas itu. Kaum budak pada waktu bukan dipandang sebagai pribadi tetapi
hanya sebagai benda. Di sinilah hal yang paling menentukan dalam surat Filemon
adalah permintaan Paulus agar Filemon menerima dan memandang Onesimus sebagai
saudaranya sendiri di dalam Kristus, ini menunjukan sebenarnya perbudakan tidak
lagi berarti.
Permintaan Paulus tersebut didasari
oleh kasih (ayat 9), yang merupakan buah dari Injil. Dengan demikian, seorang
budak pada dasarnya merupakan orang yang bebas, tetapi ia adalah milik Tuhan
(1Kor.7:22). Paulus menawarkan kepada para budak Kristen suatu cara pandang
yang sama sekali baru akan situasi mereka. di satu sisi ia menekankan harga
diri para budak sebagai manusia yang berharga dimata Tuhan. Penginjilan yang
Paulus lakukan tanpa memandang bulu, dan status sosial, merupakan sebuah
teladan Kasih yang harus diikuti. Di dalam Kristus si budak sesungguhnya adalah
orang yang bebas. Seorang budak dapat dengan hati yang bersukacita melayani
Tuhan walaupun ia tetap berstatus sebagai budak dan keterbatasannya secara
sosial.
Di sini nyata bahwa pengajaran
Kekristenan memberikan kepada hal perbudakan suatu dimensi baru yang dikuasai
oleh kasih. Kasih inilah yang menjadi dasar utama kita dapat menerima orang
lain apa adanya tanpa memandang apa, siapa, dan darimana ia berasal. Karena
kita semua adalah saudara dalam Kristus. Yesus lahir dan mati bukan untuk hanya
segelintir orang, tetapi ia lahir dan mati untuk semua orang, baik budak atau
orang merdeka, baik yang kaya atau
miskin, semuanya mengalami sentuhan anugerah-Nya yang menyelamatkan semua
orang.
3.
Persuadaraan
dalam Kristus diwarnai dengan
pengampunan (ayat 17-19)
Dalam surat ini kita belajar ada
suatu penekanan yang kuat tentang konsep persekutuan atau persaudaraan.
Persekutuan yang sejati berarti adanya pendamaian atau rekonsialiasi,
pengampunan dan kehidupan yang harmonis. Permintaan Paulus untuk mengampuni
budaknya Onesimus yang telah melarikan diri, dan berbuat jahat merugikan
tuannya, merupakan hal yang sangat luar biasa karena hal itu bertentangan
dengan kebiasaan pada waktu itu. Budak yang melarikan diri biasanya mendapat
hukuman yang berat, bahkan sampai di salib. Apalagi kalau diingat bukan hanya
pengampunan yang diminta oleh Paulus, melainkan agar Filemon menerima Onesimus
sebagai saudaranya sendiri. Hal ini jelas menuntut suatu pemikiran dan sikap
yang revolusioner. Di sini Filemon diuji sejauh mana ia telah menanggalkan
“manusia lamanya” yang cenderung menghukum budaknya yang lari itu, ataukah ia
melalui pembaharuan Roh Kudus dalam dirinya, bersedia mengampuni dan menerima
Onesimus.
Di sini kita melihat bahwa kebaikan
dapat dilakukan bila ada perubahan dalam cara pandang akan suatu hal atau
keadaan. Cara pandang yang dimaksud adalah cara memandang suatu permasalahan
dengan mata Yesus, karena semua orang percaya berada dalam Kristus. Artinya,
kerugian pribadi tidak boleh menjadi penghalang untuk kita berbuat baik kepada
pihak yang merugikan kita. Inilah contoh praktis mengasihi musuh dan membalas
kejahatan dengan kebaikan, sekaligus merupakan tanda kuasa pembaharuan Roh
Kudus dalam diri seseorang. Ada pemulihan dan pemberesan dosa yang terjadi
dalam pengampunan. Walaupun Paulus memuji perubahan Onesimus, tetapi Paulus
tidak menyembunyikan dosa dan kesalahan yang diperbuat Onesimus, melainkan
menganjurkan Onesimus untuk kembali kepada tuannya dan membereskan
permasalahannya . Hal ini termasuk pertanggung jawab dan pembayaran kerugian
oleh Paulus, atas apa yang diperbuat oleh Onesimus. Inilah ciri persudaraan
Kristen yang sejati ada kepedulian antara satu dengan yang lainnya, ada
pembaharuan hubungan.
Penutup
Kita telah belajar dari 3 tokoh utama
dalam dalam surat Filemon ini, mereka menunjukkan sebuah persaudaraan sejati
dalam Tuhan. Dalam persudaraan tersebut
tentunya ada banyak masalah yang terjadi seperti masalah Filemon dan Onesimus.
Namun masalah yang ada tidak akan pernah memutuskan tali persudaraan yang telah
dijalin selama ini. Karena tali persaudaraan itu di jalin dalam kasih Kristus
yang menjadi pilar utama Kekristenan, ada sikap hidup yang saling mendoakan,
ada pengampunan, ada pemulihan hubungan dan ada kepedulian satu dengan yang
lainnya tanpa memandang suku,ras, dan status sosial, apakah kaya atau miskin,
budak atau orang merdeka karena kita semua sama dihadapan Tuhan. Onesimus yang
tadinya seorang budak yang tanpa harga, tidak berguna, jahat. Sekarang telah
menjadi Onesimus yang lain,ia telah mengalami perubahan ketika ia berjumpa
dengan Kristus. Sekarang ia telah menemukan jati dirinya dalam persudaraan
sejati dan memiliki harga diri dalam Kristus yang telah menyelamatkannya.
Bagaimanakah dengan saya dan
saudara, apakah ada hubungan yang kurang baik dalam persaudaraanmu saat ini.
Mungkin ada teman-teman dekatmu atau saudara seimanmu yang menyakiti engkau, menghina bahkan tidak
peduli dengan engkau, sehingga membuat engkau marah, susah atau sedih. Hari ini
doakan mereka, tumbuhkan rasa kasih dalam hatimu buat mereka, ampunilah mereka.
Maka engkau akan menyaksikan perubahan akan terjadi dalam persekutuanmu dengan
sesama. Atau sebaliknya mungkin selama ini saya dan saudara menganggap rendah
teman2mu, tidak suka mengampuni saudaramu, tidak mau mengasihi, sekarang
belajarlah dari Paulus, Filemon dan Onesimus, percayalah Roh Kudus akan
menolong dan memperbaharui hidup kita. TUHAN
Memberkati
...AMIN…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar