Rabu, 29 Maret 2017

KONSELING DASAR



KONSELING DASAR
BAHAN DIKLAT PEJABAT
 

PASTORAL KONSELING GEMBALA KEPADA JEMAAT

I.  PENDAHULUAN
Pastoral Konseling adalah Pelayanan Penggembalaan yang dilakukan Gembala melalui Konseling. Ada tiga alasan mengapa Gembala harus mau dan berani melakukan penggembalaan melalui konseling:
1. Selain Gembala, Yesus adalah Penasehat Ajaib (Counsellor, KJV) Yesaya 9:6. 1 Pet 5:1-4.
2. Roh Kudus   memimpin kita (Yoh 16:13) dan mengajarkan segala sesuatu (Yoh 14:26)
3. Meningkatkan kemampuan pastoral konseling melalui belajar.

II. Definisi/Pengertian Pastoral Konseling.
Pastoral Konseling adalah penggembalaan yang dilakukan oleh Konselor (Ko - gembala) melalui “hubungan timbal-balik” dengan Konseli (Ki) untuk membimbing jemaat dalam jalan Tuhan.
Melalui dialog (percakapan)
Pada akhirnya Ki (jemaat) mampu melihat tujuan hidupnya baik dengan sesama dan dengan Tuhan.

III. Tujuan Pelayanan Pastoral Konseling.
1. Tujuan Materi ini: Setiap gembala  mau dan berani melaksanakan penggembalaan melalui Pastoral Konseling.
2. Tujuan Pastoral Konseling: Tujuan akhir adalah untuk memaksimalkan “potensi jemaat” , sesuai dengan Efesus 4:11-16.

2.1. Mendampingi dan Membimbing.
Contoh dalam Alkitab: adalah Barnabas dengan Saulus Kis 11:19-30). 
Dalam pasal 13 sudah terjadi perubahan.             
2.2. Menyelesaikan Dosa Melalui Kristus.
Kepada pria yang disembuhkan dari penyakit lumpuh 38 tahun (Yoh 5:14)
Perhatikan 1 Yoh 1:6-10 dan Yakobus 5:16
Pertama: sadar bahwa ia orang berdosa dan masih hidup dalam kegelapan.
Kedua: mengaku dosa.
Ketiga: gembala adalah pribadi yang tepat bagi dirinya untuk membuat pengkuan dosa.
2.3. Mencari Jemaat yang Bergumul bahkan Terhilang.
Luk15:4 mencatat: “Tinggalkan yang 99, cari 1 jiwa yang terhilang”.
2.4.Memulihkan Kondisi yang Rapuh serta Menolong jemaat yang Membutuhkan  Uluran Tangan untuk berbagai masalah yang dihadapinya.
Gembala mewakili Kristus, untuk mendengar permasalahan, bersama-sama mencari jalan keluar dan membimbing jemaat mencapai tujuan Allah dalam hidupnya. Maz 130:1-8
2.5. Berusaha Menemukan Solusi Bahkan sampai Mengalami Perubahan Tingkahlaku.
Perbandingan antara mendengar dan berbicara harus sekitar 70-80 % mendengar dan 20-30 % berbicara.
Gembala  sebagai konselor melalui percakapan, membimbing dan menuntun Ki menuju satu titik yaitu ‘solusi’ atas persoalannya.
Di tahap response action inilah diharapkan terjadinya perubahan tingkah laku jemaat.
Hanya dengan cara ini terjadi dampak positif bagi Ki.
Maka tergenapilah Firman dalam Roma 12:2 (tidak serupa dengan dunia; berubah oleh pembaharuan akal budi; sampai dapat membedakan kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna).

IV. Pelaksanaan/Proses Konseling
1.      Gembala Sebagai Konselor
Beberapa alasan mengapa gembala harus mengembangkan disiplin dan skill dalam pelayanan konseling, seperti:
v Agar ada pengetahuan dan kemampuan untuk menghubungkan teori dengan praktik.
v Mampu memelihara identitasnya sebagai hamba Tuhan dalam peranannya sebagai konselor dalam interpersonal relationshipnya.
v Memiliki disiplin dalam menunaikan kelengkapan-kelengkapan konseling terlebih dalam batasan profesinya sebagai hamba Tuhan.

2.  Interaksi atau Hubungan Timbal balik/Dialog.
Carkhuff mengemukakan, bahwa konseling adalah suatu hasil interaksi/hubungan timbal-balik antara 3 hal, yaitu:
a.      sikap konselor;
b.      ketrampilan menghadapi konseli
c.       tanggapan balik dari konseli terhadap konselor (Proses Belajar Konseli)

      Hubungan timbal-balik (dialog) dilakukan dengan:
      Understanding atau Sikap Konselor (mendengar, empaty dan menerima/menghormati)
Sikap Konselor/ Understanding harus lahir dari KASIH Kristus, bukan dengan kemampuan otak/ berpikir manusia.

Menghadirkan Diri Secara Penuh
         Sikap Tubuh dan Lahiriah
         Mengamati
         Mendengarkan

Mendengar apa masalah, tantangan, kerinduan dan  tujuan hidup mereka.
Mendengar dengan penuh perhatian.
Hal-hal yang harus didengar meliputi hal-hal yang “diucapkan” (Verbal) dan “yang tidak terucapkan/terkatakan” (N0n Verbal).

Mendengar dengan sungguh mempunyai 3 syarat, yaitu:
*     Mengarahkan pikiran pada konseli.
*     Suatu ketegasan tindakan yang memampukan memberi perhatian kita sebagai suatu yang menyenangkan.
*     Menciptakan jarak yang memungkinkan kita untuk menunggu apa yang akan dikatakan oleh konseli dalam lanjutan konseling selanjutnya.

- Empaty
Kemampuan untuk memahami secara tepat perasaan, pikiran dan pengalaman orang lain.
Dalam empati:
Ø  unsur rasional lebih kuat dibandingkan unsur keterlibatan emosi.

Hal lain yang perlu diingat oleh konselor dalam hal berempaty:
ü  bersikap hangat.
ü  mau membagi perasaannya.
Wujudan sikap empaty dalam proses konseling dimulai pada tahap MENANGGAPI.
Konselor harus mampu:
Ø  memahami perasaan-perasaan konseli yang terungkap secara verbal.
Ø  memahami perasaan-perasaan konseli yang; tak terungkap secara verbal dan akurat.

Level – Level proses konseling yang efektif :
              Unsur
Tahap Persiapan
Tahap pertolongan
Hadir
Menanggapi
Personalisasi
aksi

Sikap Konselor
Empati,Respek
Level 3
Level 3
Diatas level 3
Diatas level 3

Otentik,Konkret
Level 3
Level 3
Diatas level 3
Diatas level 3

Terbuka,

Diatas level 3
Diatas level 3
Diatas level 3

Imediasi Konfontasi


Level 3
Level Diatas level 3

Keterampilan Konselor
Memberi perhatian secara fisik
Menanggapi perasaan
Personalisasi
Pelaksanaan cita2,

Mengamati, mendengarkan
konten
Perasaan, tujuan

Proses belajar konseli
Melibatkan diri
Meneliti masalah
Memahami mslh lebih dalam
melaksanakan



3 (tiga) Level untuk mengukur sikap Empati konselor :
1.      Menunjukkan level bantuan paling rendah. Konselor hanya menanggapi sebagian perasaan konseli yang terungkap atau sama sekali tdk menanggapinya
2.      Konselor sdh mengkomunikasikan perasaan dan pengertiannya sep dialami konseli
3.      Konselor sdh menanggapi lebih dalam  dan yg tdk terungkap secara verbal oleh konseli dan hal ini ,menolong konseli membagi perasannya
 

Contoh :                                        Tanggapan Konselor
Konseli :
Kemarin saya bingung Pelayan tua saya malas dan ketika saya menegurnya ia membantah. Saya tidak bisa menerima perlakukan seperti itu dari dia

Anda merasa terganggu karena pelayan tua anda tidak lagi menghormati anda didepan orang  lain

Level 3
Di atas Level 3
Di bawah level 3
Anda merasa sangat terganggu karena anda tak dapat membangun hub pribadi yg baik dgn pelayan anda, padahal anda menginginkannya

Anda merasa tidak enak karena pelayan anda malas

 











-         Menerima/menghormati.
Kesediaan konselor menerima keberadaan konseli sebagaimana ia ada.
+ Tidak ada sikap mengadili.
+ Bukan berarti kita mentolerir “yang salah”.
+ Penerimaan terhadap konseli apa adanya.
+ Dalam konseling, penerimaan dan sikap hormat.

Contoh:
Konseli: Saya ingin mengikuti pelatihan PASTORAL KONSELING kepada JEMAAT, tapi pada saat yang sama ada Seminar: CAMUK (CARA MUDAH UNTUK KAYA).
Saya tidak bisa memutuskan mana yang saya ikuti.

Tanggapan Konselor:
Di bawah level 3:
Ikuti nasehatku. CAMUK itu tidak baik. Ikuti sana pelatihan PASTORA KONSELING kepada JEMAAT.
Level 3:
Anda gelisah sebab Anda belum  bisa mengambil keputusan? Anda belum melihat mana yang terbaik untuk Anda  dari dua kegiatan itu? Dengan mencari informasi secukupnya Anda akan dapat mengambil keputusan yang tepat.
Di atas level 3:
Anda tidak bisa mengambil keputusan? Anda melihat ada hal        yang baik dalam kedua pilihan itu tetapi sulit memilih mana         yang terbaik untuk Anda? Berdasarkan pengetahuan, pengalaman      dan tujuan yang ingin Anda peroleh dari 2 kegiatan itu, Anda    dapat menimbangbaik buruknya, sehingga Anda dapat memutus-   kan mana yang          sesuai dengan kebutuhan dan tujuanAnda.

b. Ketrampilan Konselor.
Pada saat Ki datang untuk menceritakan masalahnya kepada Ko dalam benaknya tersimpan pertanyaan yang mungkin tak terungkap, seperti:
-         Tertarik pada masalah saya?
-         Bersedia menyisihkan waktunya untuk saya?
-         Membagi pikiran, perasaan dan peroalan saya?
-         Memiliki sesuatu yang bermanfaat bagi saya?
-         Menemukan cara untuk mengungkapkan apa yang saya pikirkan?

Pertemuan pertama:
1. Konselor dengan Konseli akan sangat menentukan:
Ø  interaksi.
Ø  relasi
Ø  kelanjutan konseling.

            2. Konselor perlu memiliki 3 ketrampilan, yaitu:
2.1. Ketrampilan Menunjukkan Perhatian Lewat         Sikap Tubuh dan Tanda-tanda Lahiriah.

Ada 3 tujuan, yaitu:
1.      Mengkomunikasikan penerimaan, hormat dan perhatian secara non-verbal kepada konseli.
2.      Membangkitkan perhatian penuh konseli kepada konselor.
3.      Memotivasi konseli.
Ketrampilan ini mencakup:
-         Menyatakan kesediaan membatu
-         Mengatur suasana dan tempat pertemuan yang cocok.
-         Mencurahkan perhatin sepenuhnya.

 2.2. Ketrampilan Mengamati.
 Kemampuan konselor untuk melihat dan memahami:
q cara konseli menampilkan diri
q situasinya
q perasaan-perasaan Ki.

Keterampilan Mengamati

TUJUAN
      Mengumpulkan data non verbal tentang konseli dari tangan pertama untuk memahami perasaannya
      Dengan mengamati tingkah laku, konselor pun akan memperoleh sumber yang kaya bagi rasa empati

Pengamatan dapat dilakukan dari:
Ø segi fisik
Ø Emosional
Ø Interpersonal
Ø Intelektual
Ø derajat kongruensi Ki.

2.3. Ketrampilan Mendengarkan:
 Kemampuan mendengar dan mengingat kembali
       
        Catatan: buat tulisan singkat dari setiap pembicaraan.
ü focus pada permasalahan sesungguhnya.
ü menyusun verbatim agar bisa disajikan menjadi konseling naratif.

Kembangkan Ketrampilan Mendengar dengan memperhatikan langkah-langkah ini:
Ø Berusaha mengetahui apa yang sedang Anda dengarkan.
Ø Dengarkan isi yang kusus dari ungkapan konseli.
Ø Tunda membuat penilaian pribadi. Jangan memberi reaksi atas ucapannya.
Ø Singkirkan gangguan yang mengalihkan perhatian Anda dari konseli
Ø Ingat nada suara konseli dan perhatikan kata-kata kusus yang mengungkapkan perasaannya (gembira, sedih, dsb).
Ø Hal yang paling penting dalam mendengarkan konseli adalah USAHA MENCEGAH BERALIHNYA PERHATIAN dari konseli.

Menanggapi (Responding)
v Arti.
      Mengkomunikasikan kepada konseli “perasaannya dan alasan timbulnya perasaan itu”
v Tujuan.
      Jawaban terhadap perasaan dan isi percakapan sangat penting untuk menunjukkan pada Ki, bahwa Ko memahami situasi Ki.
Tanggapan Ko akan menimbulkan tanggapan dari Ki. Inilah yang disebut INTERAKSI antar Ko dan Ki.

                        Dalam hal ini konseli juga akan menilai konselor:
-         Kemampuan Ko memberi tanggapan dan reaksi terhadap ungkapan Ki.
-         Pengetahuan dan ketrampilan Ko dalam menangani Ki.
-         Kredibilitas Ko menyimpan rahasia, dll.

                        Tujuan Menanggapi:
-         Menunjukkan pemahaman yang empatik pada pengalaman perasaan Ki dan membangun hubungan psikologis dengan Ki.
-         Memfasilitasi penelitian diri Ki terhadap perasaannya dan sebab-sebabnya.
-         Menguji kemampuan Ko dalam hal memahami perasaan Ki.
-         Membangun dasar agar Ko dapat mempersonalisasi pemahaman Ki engenai dirinya pada proses konseling berikutnya.

Orang akan melupakan apa Yang kita katakan
Orang akan melupakan apa Yang kita lakukan
Tapi orang tdk akan pernah lupa
bagaimana kita membuat
Mereka berarti

TERIMAKASIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A L L A H

A L L A H MODUL DIKLAT PEJABAT   TUJUAN PENGAJARAN •       Peserta DIKLAT mampu menjelaskan konsep dan keberadaan Allah...